Tuesday, February 9, 2010

....Sebuah Tanya.

Akhirnya semua akan tiba, pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
Apakah kau masih berbicara selembut dahulu
memintaku minum susu dan tidur lelap
Sambil membenarkan letak leher kemejaku
(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mandalawangi
kau dan aku tegak berdiri melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)
Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika kudekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat

(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi
kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya
kau dan aku berbicara tanpa kata, tanpa suara
ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)
Apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu
kita begitu berbeda dalam semua, kecuali dalam cinta

(hari pun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram
wajah-wajah yang tidak kita kenal berbicara
dalam bahasa yang kita tidak mengerti, seperti kabut pagi itu)

Manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru
............
Puisi ini berjudul "Sebuah Tanya" ditulis oleh Soe Hok Gie (1942-1969).

No comments:

Post a Comment